Oleh Hali
Tiga hari yang lalu, 16 November 2021, mata dunia tertuju kepada satu peristiwa. Pertemuan antara dua pemimpin negara besar. Pertemuan antara USA dengan Tiongkok. Dua raksasa ekonomi teratas dunia masa kini. Presiden Xi Jinping bertemu dengan Presiden Joe Biden.
Pertemuan dilakukan secara tatap muka. Akan tetapi, tatap muka yang dimaksud hanya secara virtual.
Pertemuan virtual direncanakan akan berlangsung satu jam. Realitanya perbincangan berlangsung sampai empat jam lamanya. Ini menjadi pertanda yang menggembirakan?
Acara virtual berlangsung sampai empat jam bukanlah hal yang mudah. Yang pasti, melelahkan mata. Pertemuan dengan virtual 4 jam bukanlah hal yang mudah.
Berbagai agenda dibahas oleh kedua presiden. Mulai dari iklim global, nuklir, dilema Taiwan, Laut China Selatan, masalah Xinjiang dan ekonomi. Hasil perbicaraan tak banyak yang disiarkan.
Xi dan Biden menyadari kedua negara sedang berkompetisi. Mereka tetap hendak berkompetisi dengan sehat.
Satu hal yang sedikit terungkap berkenaan dengan Taiwan. Sehari sesudah pertemuan itu Biden menyinggung hal ini. Dia tampak sedang “mengklarifikasi” berita yang beredar.
Dilema Taiwan memang menghangat enam bulan terakhir ini. Lebih tepat disebut sedang memanas. Itu sebabnya perlu dipertegas oleh Biden.
Beliau menyatakan posisi USA tidak berubah. Satu China masih dipegang oleh Amerika. USA tidak mendukung Taiwan sebagai negara yang independen. Dilema Taiwan dikembalikan kepada Taiwan sendiri. Hanya, Amerika tampak masih terus berada di belakang Taiwan.
Bagaimana kita menginterpretasikan hal ini? Terlihat sekali sikap ambigu pada diri Biden. Beliau menempatkan diri dalam posisi abu-abu. Satu hal sederhana dan amat jelas, Biden sedang bermain dua kaki. Dua kaki berada pada dua kapal yang berbeda.
Kelihatannya Amerika tidak campur tangan dalam dilema Taiwan. Di pihak lain, USA masih memberi kesempatan bagi Taiwan untuk menentukan nasibnya sendiri. Di mana di belakang, Amerika langsung dan tak langsung masih mendukung Taiwan.
Di luar kenyataan itu, pertemuan ini akan menenangkan ketegangan akhir-akhir ini. Paling tidak ada penegasan kebijakan dan posisi dari Presiden Biden. Kita nantikan langkah-langkah konkret selanjutnya.
Secara umum, pertemuan Biden dan Xi amat konstruktif. Paling tidak meredakan pergolakan politik internasional yang sedang memanas belakangan ini. Kita menantikan realitanya.
Dunia masih harus menangani Pandemi Corona. Dunia masih terimbas dengan perang dagang. Krisis iklim global tetap mengancam dunia. Kita berharap banyak pada kebijakan-kebijaksan konkret dari kedua negara ini ke depannya. Marilah kita menunggu!
Leave a Reply